Minggu, 19 November 2017

GUBERNUR LACHLAN MACQUARIE DATANG, RESTORASI NEW SOUTH WALES KEMBALI DITEGAKKAN

Cukup sudah N.S. W. Corps bertindak semau gue sendiri. Keadaan dimana jauh dari kontrol pemerintah pusat membuat para perwira N.S.W Corps seolah menjadi penguasa tunggal yang mustahil bisa dilengserkan. Tiba saatnya bagi pemerintah kerajaan Inggris untuk menindak tegas para perwira yang berusaha menguntungkan dirinya sendiri tersebut. Pilihan untuk mengemban tugas sebagai gubernur New South Wales akhirnya dijatuhkan di pundak Lachlan Macquarie, sosok yang akan segera mengakhiri kekuasaan N.S.W. Corps… 
 Keadaan New South Wales pada tahun 1814 karya Jacob Lycett, sudah lebih bernuansa Eropa pada masa Pemerintahan Lachlan Macquarie


Perwira Angkatan Darat Yang Tegas Dan Disegani 
Lachlan Macquarie merupakan perwira Angkatan Darat Inggris yang berpangkat Letnan Kolonel (letkol). Ketika menjabat sebagai gubernur New South Wales, ia berusia 48 tahun. Macquarie memilih masuk jalur militer untuk mengabdikan hidupnya bagi kerajaan Inggris sejak tahun 1776. Ia memiliki pengalaman berdinas militer di empat benua yang berbeda. Yaitu di kawasan Amerika Utara, Eropa Tengah, Mesir (bagian dari Afrika), dan India (salah satu negara di benua Asia).

Macquarie merupakan seseorang yang berjiwa besar, totalitas, dan selalu menganggap penting setiap posisi dimananapun dirinya ditempatkan. Ia memiliki segudang  pengalaman militer, karakter yang tegas, dan selalu menempatkan visi jauh ke depan sebagai tujuan utama. Berdasarkan track record-nya inilah yang membuat pemerintah Inggris yakin Macquarie mampu merestorasi New South Wales di bawah kekuasaannya (Siboro, 1989:45).

Lachlan Macquarie, bapak perubahan New South Wales. Memerintah antara 1810-1821. Sudah tua tapi tetap enerjik ngurusin koloni yang sedang krisis moral

Lachlan Macquarie memiliki keunggulan daripada gubernur-gubernur sebelumnya. Berkat pengalaman dan kharismanya, ia datang ke New South Wales tidak sendirian. Melainkan bersama dengan resimen pasukan angkatan darat pribadinya, infantry redcoat division 73. Hal tersebut menjadi ancaman serius bagi pihak N.S.W Corps. Lawan mereka kali ini adalah gubernur dengan dukungan militer yang terlatih, profesional, dan berpengalaman.

Apabila ada pihak yang tidak suka, menentang dan tidak mendukung kebijakannya, gubernur memiliki keuntungan dengan adanya “militer pribadi” yang siap untuk dikerahkan menumpas para "pemberontak". Itulah yang menjadi keuntungan Lachlan Macquarie. Ia tidak akan mengalami nasib yang sama dengan gubernur-gubernur pendahulunya. Sehingga ia mampu melakukan penguatan dan usaha untuk membawa koloni New South Wales ke arah yang lebih baik demi kepentingan Inggris.

Ini dia kesatuan militer yang menjadi bekingan dari Macquarie, membawa prajurit sendiri dari kesatuannya di Inggris. N.S.W Corps mau berontak? Tinggal cyduk saja memakai satuan Infantry Redcoat dari divisi 73.
sumber: www.britishbattles.com

Restorasi dan Pembentukan Karakter Dijalankan, New South Wales Corps Dibubarkan

Tanggal 1 Januari 1810, Lachlan Macquarie tiba di New South Wales. Seperti biasa, kedatangannya disambut oleh penduduk dan perwira N.S.W Corps. Akan tetapi, terdapat pemandangan yang agak membuat para perwira N.S.W Corps menjadi khawatir. Ketika Macquarie turun dari geladak kapal, dibelakangnya diikuti oleh resimen militer dari infantry redcoat division 73. Adanya gubernur baru dengan kekuatan militer sendiri jelas suatu ancaman besar. Apalagi yang dibawa adalah pasukan angkatan darat profesional dimana jumlahnya jauh lebih banyak dari anggota N.S.W Corps

Ketakutan dan kekhawatiran N.S.W Corps segera menjadi kenyataan. Pada saat serkijab (serah terima jabatan) dilaksanakan, Macquarie berpidato yang menyatakan niatnya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di koloni tersebut. Selesai berpidato, Macquarie langsung straight to the point untuk melibas akar masalah dari koloni New South Wales, yaitu keberadaan N.S.W Corps. Ia langsung memerintahkan agar semua anggota N.S.W Corps mendaftarkan diri untuk segera dipulangkan ke Inggris.

Anggota yang tidak mau dipulangkan ke Inggris karena sudah memiliki ekonomi yang mapan karena kegiatan perdagangan, pertanian, dan peternakan tetap boleh tinggal di New South Wales dengan syarat harus melepas dinas militernya. Ini berarti orang-orang seperti Mcarthur berubah menjadi petani total (penduduk sipil) dan tidak bisa memakai lencana militernya (Siboro, 1989:45). Bagi mereka yang masih menentang, artinya ngeyel, ngotot, pokok’e tidak mau melepas dinas militernya dan tidak mau dideportasi kembali ke Inggris maka akan ditahan dan dijebloskan di penjara.

Macquarie jelas tidak akan membiarkan para parasit berlencana militer itu menghambat pemerintahannya. Kebijakan tersebut secara otomatis membuat N.SW Corps dibubarkan, game over. Keamanan dan ketertiban wilayah di New South Wales sendiri dipegang oleh infantry redcoat division 73 yang dibawa oleh Macquarie.

Pasca pembubaran N.S.W Corps, Macquarie segera melakukan restorasi besar-besaran di New South Wales. Ia memerintahkan penduduk dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi bersikap rendah hati, sementara golongan bawah dan narapidana tetap bersabar menjalani kehidupannya. Hari Minggu digunakan untuk melakukan kewajiban beragama di gereja-gereja bagi penduduk, para hakim dibina agar dapat berlaku adil dalam mengurusi masalah perkara tindak kejahatan, dan mewajibkan semua orang Inggris di koloni New South Wales tidak menyakiti penduduk asli Australia (suku Aborigin).


New South Wales 1823, dampak dari kebijakan Macquarie membuat Suku Aborigin lebih berani mendekati pemukiman penduduk koloni.

Macquarie juga menjunjung tinggi adat dari dunia timur untuk diterapkan di koloni. Seperti melarang kumpul kebo tanpa adanya ikatan pernikahan, mengendalikan peredaran rum yang berlebihan, dan melarang masyarakat dari golongan narapidana untuk mengkonsumsi minuman keras tersebut.

Ia juga menaruh perhatian besar dalam dunia pendidikan. Macquarie percaya jika penduduknya memiliki karakter yang baik, seperti menghormati orang tua, religius, sopan, dan berintelektual tinggi, maka perkembangan koloni akan lebih maju, beradab, dan makmur dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ia memerintahkan pembukaan sekolah-sekolah di Sydney serta kawasan di sekitarnya.

Macquarie juga memiliki pandangan bahwa kota yang bersih akan meningkatkan moral masyarakatnya. Oleh sebab itu, demi memperlancar roda kegiatan masyarakat, ia membangun fasilitas publik seperti pembuatan jalan, rumah sakit, pabrik, dan jembatan. Semua restorasi moral dan pembangunan infrastruktur di koloni tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan yang beradab.

Munculnya Kecemburuan Sosial di New South Wales
Lachlan Macquarie merupakan tipikal gubernur idealis. Ia ingin agar masyarakat koloni memiliki hubungan yang baik dan wajar demi kemajuan New South Wales. Saat itu, terdapat tiga golongan masyarakat, yaitu:

pertama adalah penduduk bebas (free settler). Artinya golongan ini ketika tiba di New South Wales berstatus sebagai penduduk merdeka, bukan mantan narapidana. Mereka ikut pindah karena murni untuk mengubah nasib di tanah baru agar lebih baik. Penduduk yang merupakan golongan pertama mayoritas berasal dari American loyalist. Golongan pertama ini menanamkan banyak modal untuk membangun pertanian, peternakan, dan pembangunan fasilitas umum.

Kedua, adalah bekas narapidana yang sudah dibebaskan (emancipist).

Ketiga, yaitu mereka yang masih berstatus narapidana (convicts). 

Macquarie berpendapat ketiga golongan ini memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk memajukan koloni. Dasar “memiliki hak dan kewajiban yang sama” membuat Macquarie lebih condong untuk memanjakan golongan kedua dan ketiga. Gubernur Macquarie sering mengundang mantan narapidana (emancipist) makan malam di kediamannya. Selain itu, tindakannya mengangkat Andrew Thompson menjadi hakim di wilayah Hawkesburry juga menjadi bukti bahwa ia tidak akan menindas golongan kedua dan ketiga dari New South Wales (Clark, 1986). 

Pemukiman di Hawkesburry tahun 1818, tempat dimana Andrew Thompson ditunjuk Macquarie menjadi hakim kota. Tampak pada saat itu masih kayak desa, belum menjadi kota

Tindakan Macquarie yang dianggap terlalu memanjakan golongan mantan narapidana dan mereka yang masih berstatus narapidana membuat penduduk bebas (free settlers) memprotes kebijakan Macquarie tersebut. Penduduk bebas menganggap Macquarie tidak menghargai usaha mereka dalam memajukan koloni.

Banyak dari penduduk bebas merasa sakit hati karena mereka sudah menanamkan banyak modalnya di New South Wales tetapi "masa’ hak-nya mau disamakan dengan para mantan narapidana yang datang gak bawa apa-apa terus bisa menikmati fasilitas yang sama dengan penduduk bebas? Ya gak bisa gitu lah ya..kok enak sekali hidupnya para mantan narapidana itu". Kemungkinan umpatan kalimat dan pertanyaan seperti itu yang ada dalam diri penduduk bebas New South Wales pada saat itu. Dampaknya, hubungan antara penduduk bebas dan mantan narapidana tidak pernah baik. 

Menghadapi situasi seperti itu, Macquarie tetap bersikukuh pada pendiriannya. Ia mengatakan, bahwa ia adalah gubernur untuk semua orang, termasuk para emancipists. Macquarie mengatakan “ There, you see,I regard these men as perfectly respectable, and if they good enough for me, they are good enough for anyone else in the colony ” (Portus, 1957:79). 

Lachlan Macquarie, jelas dicintai dan disanjung oleh golongan bekas narapidana. Akan tetapi, di sisi lain ia dibenci oleh penduduk bebas. Hal ini karena tidak lepas dari sikapnya yang terlalu “menyetarakan” antara penduduk bebas dengan bekas narapidana. Penduduk bebas kemudian wadul alias mengadu kepada pemerintah Inggris terkait ketidakadilan yang mereka terima di bawah kepemimpinan Macquarie.

Masalah infrastruktur dan pengembangan koloni, its okay, no problem. Semua berjalan lancar dan memuaskan. Akan tetapi, dari segi penyetaraan hak dan kewajiban antar penduduk, timbul pro-kontra yang hebat pada masa pemerintahannya. 

Melihat keluhan free settler dan kondisi kesehatan Macquarie yang semakin memburuk, membuat pemerintah Inggris ikut turun tangan. Oleh karena itu, pada Oktober 1821, Macquarie dibebas tugaskan dengan meletakkan jabatan gubernurnya. 

Blue Mountains, pegunungan "keramat" yang akhirnya pecah telur ketika berhasil ditembus oleh penduduk koloni New South Wales pada masa pemerintahan Macquarie


Peternakan sapi di wilayah blue mountains. Ternyata dibalik blue mountains merupakan surga bagi para binatang ternak karena lingkungannya berupa hamparan padang rumput yang sangat luas

Terlepas dari segala kekurangannya, masa pemerintahan Lachlan Macquarie di New South Wales yang berlangsung kurang lebih 11 tahun lamanya memperoleh kemajuan pada berbagai bidang. Eksplorasi wilayah Australia semakin banyak dilakukan di pedalaman.

Pada masa pemerintahan Macquarie, pertama kali penduduk koloni berhasil menembus dan menyeberangi Blue Mountains dan menemukan dataran yang penuh dengan padang rumput dibalik pegunungan itu. Hal tersebut memicu revolusi besar-besaran pada bidang penggembalaan ternak. Sukses tersebut menjadi jalan bagi pengembangan koloni New South Wales sendiri. Berkat pondasi yang diletakkan Macquarie inilah New South Wales menjadi semakin maju. 

Sumber:
1. Clark, Manning. 1986. A Short History of Australia. Ringwood, Victoria: Penguin Books Australia      Ltd.
2. Portus, Garnet Vere. 1967. Australia Since 1606 A History for Young Australians. Melbourne:              Oxford University Press.
3. Siboro, Julius. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


Oleh:
Baihaqi Aditya, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar