Kehidupan manusia praaksara selalu identik dengan zaman batu. Akan tetapi,
yang namanya ras manusia pasti mengalami perkembangan peradaban. Berkembangnya peradaban, pelan tapi pasti akan membawa manusia ke arah yang
lebih maju dari peradaban sebelumnnya jika dilihat dari aspek teknologi
yang digunakan. Contoh nyata adalah berubahnya zaman batu ke zaman logam
atau dikenal dengan masa perundagian.
Ilustrasi kehidupan zaman logam. Sudah terbentuk kampung-kampung sederhana. Terlihat juga beberapa undagi sedang membuat dan menempa perkakas dari bijih logam.
Masa Perundagian di Indonesia dibagi menjadi dua, yakni zaman perunggu dan
zaman besi.
Lho, katanya zaman logam dibagi menjadi tiga: zaman tembaga, perunggu,
dan besi? Lah ini kok Cuma dua yang dibahas?
Jawabannya simpel: Karena sampai saat ini belum ditemukan peninggalan manusia praaksara yang terbuat dari tembaga di wilayah Indonesia. So.. yang akan penulis bahas kali ini adalah peninggalan logam yang ada di Negeri zamrud khatulistiwa ini.
Jawabannya simpel: Karena sampai saat ini belum ditemukan peninggalan manusia praaksara yang terbuat dari tembaga di wilayah Indonesia. So.. yang akan penulis bahas kali ini adalah peninggalan logam yang ada di Negeri zamrud khatulistiwa ini.
Zaman Perunggu
Zaman perunggu merupakan gerbang dimulainya peradaban logam memasuki
wilayah Indonesia di masa lampau. Perunggu sendiri merupakan logam campuran
antara timah dan tembaga. Jadi, sudah canggih nenek moyang kita, belum
mengenal tulisan, tapi sudah mampu membuat berbagai perkakas berbahan dasar
perunggu. Mayoritas alat-alat tersebut digunakan untuk keperluan upacara
kepercayaan dan perhiasan. Beberapa contoh benada-benda dari kebudayaan
perunggu antara lain: kapak corong, nekara, moko, dan berbagai perhiasan (
Gunawan, Restu 2016: 65).
Bagaimana bisa manusia praaksara membuat alat yang terbuat dari perunggu? Nah…ada tekniknya, tidak sembarangan membuatnya. Teknik membuat
logam dari perunggu ada dua, yaitu a cire perdue dan bivalve.
a. A cire perdue (cetakan lilin)
Ilustrasi teknik a cire perdue. Agak ribet proses membuatnya tapi beginilah adanya pada saat itu..
Teknik a cire perdue mengkombinasikan undagi skill dan
kesabaran serta ketelatenan dalam membuatnya. Apa itu kemampuan undagi? Undagi adalah kemampuan orang dalam membuat alat-alat yang
terbuat dari logam. Tidak setiap anggota masyarakat praaksara mampu membuatnya. Oleh
sebab itu, golongan orang yang mampu membuat benda dari logam sangat
istimewa statusnya di dalam kelompok. Mereka inilah yang disebut kelas
undagi.
Kembali lagi ke topik, cara membuat benda dengan teknik a cire perdue adalah:
Pertama
, alat yang akan dibuat harus dibentuk cetakannya terlebih dahulu.
Cetakan terbuat dari tanah liat yang dibungkus lilin. Setelah cetakan jadi,
salah satu bagian dari cetakan dilubangi sebagai tempat dituangkannya
perunggu cair.
Kedua
, setelah cetakan yang dibuat sudah jadi, bungkus kembali cetakan tersebut
dengan lilin. Begini mudahnya.
Cetakan alat kan pertama dibuat dari tanah liat, kemudian dilapisi
dengan lilin. Nah..kemudian dilapisi lagi dengan tanah liat
. Tujuannya agar cetakan tidak meleleh saat cairan perunggu panas
dimasukkan ke dalam lubang cetakan.
Ketiga
, setelah cetakan alat yang sudah dibuat dirangkep-rangkepi dengan tanah
liat-lilin-tanah liat lagi, lalu cetakan tersebut dicairkan dengan cara dimasukkan
ke dalam tungku api. Tujuannya apa? Agar lilin di dalam cetakan meleleh.
Tapi tenang, tanah liatnya tidak akan ikut meleleh kok.
Keempat
, oke, sampai sini sudah paham ya? Jadi setelah lilin di dalam
cetakan telah meleleh, berarti hanya menyisakan tanah liat dalam dan luar..Oke, saatnya menuangkan cairan perunggu yang panas ke dalam lubang
yang sudah dibuat di cetakan tersebut. Tunggu sampai beberapa waktu, bisa
harian, mingguan, bulanan, tahunan, atau dilupain saja sekalian kalo mau. Setelah itu cetakan tanah liatnya
dihancurkan secara hati-hati.
Kelima
, ketika cetakan tanah liat sudah dihancurkan.. diambillah alat yang sudah
jadi itu. Dan..jadilah alat yang terbuat dari perunggu.
Kelemahan dari teknik a cire perdue adalah pemakaian cetakan hanya
sekali, jika ingin membuat alat lagi, ya…harus buat cetakan lagi rangkap tiga. Ribet? Iya memang..tapi
manusia pada saat itu tidak memiliki pilihan lain. Berarti sabar dan
telaten adalah salah satu hikmah yang dapat diambil. Lihat prosesnya, bukan hasilnya saja.
b. Bivalve (teknik setangkap)
Kalo ini teknik bivalve, bisa digunakan berkali kali cetakannya. Lebih efisien dan efektif
Serupa tapi tak sama. Itulah sebutan yang tepat untuk pengolahan perunggu
menggunakan teknik bivalve. Terdapat perbedaan cara antara a cire perdue dengan bivalve. Berikut teknik membuat
alat-alat perunggu dengan bivalve:
Pertama, cetakan benda terbuat dari batu dan dibuat menjadi dua bagian.
Sehingga dapat disatukan atau dirapatkan kembali. Don’t forget, di
atasnya dilubangi sebagai tempat untuk menuangkan cairan logam perunggu.
Kedua, masukkan cairan perunggu ke dalam lubang yang sudah dibuat pada
cetakan batu. Jangan lupa cetakannya harus disatukan dulu sebelum
dituangkan cairan perunggu. Kalo tidak disatukan, percuma sama saja bo’ong.
Ketiga, tunggu sampai cairan panas perunggu di dalam cetakan mendingin.
Lalu pelan-pelan buka kembali cetakan dan….jadilah alat yang diinginkan.
Kelebihan bivalve dibanding a cire perdue terletak pada
keefektifannya. Teknik bivalve mampu digunakan berkali-kali tanpa
perlu menghancurkan cetakan.
Hasil dari pengolahan menggunakan dua teknik di atas antara lain sebagai berikut yang ditemukan di Indonesia:
a. Nekara
Nekara merupakan salah satu alat kebudayaan dari zaman perunggu. Bentuknya
menyerupai dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi sebagai alat untuk
memohon turunnya hujan dan pengobar semangat sebelum berperang. Penggunaan
nekara dengan cara dipukul-pukulkan. Mirip dengan gendang.
Nekara. Alat ini digunakan untuk memohon turunnya hujan
Nekara dapat ditemukan di berbagai wilayah timur Indonesia. Seperti Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Badrika, 2006:112). Nekara terbesar
di Asia Tenggara ditemukan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
b. Kapak Corong
Kapak corong, terbuat dari perunggu..bentuknya sih kayak corong memang.
Dinamai kapak corong karena bentuknya memang seperti corong atau ujung
sepatu. Fungsi kapak corong kemungkinan besar digunakan sebagai alat
upacara kepercayaan. Hal ini diperkuat bahwa terdapat ornamen-ornamen indah
yang terukir.
Kan eman-eman kalo alat-alat yang indah dan bagus digunakan
untuk…nyangkul tanah contohnya. Kapak Corong di Indonesia ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Jawa,
Bali, Sulawesi Tengah, dan Papua.
c. Moko
Mas kawin jaman ancient. Namanya moko. seperti piala bentuknya, atau barbel ya..
Moko merupakan versi mini dari nekara. Moko digunakan sebagai mahar nikah. Jadi,
dulu akad nikah manusia praaksara bukan seperangkat alat solat dibayar tunai. Tetapi seperangkat moko dibuat lunas yang diserahkan kepada pihak wanita.
Moko banyak ditemukan di Indonesia bagian timur.
d. Bejana Perunggu
Bejana perunggu. Latar belakang yang hitam dan gelap berpadu alat yang bentuknya seperti branjang ikan dilengkapi dengan ukiran terlihat sangat maskulin
Bejana perunggu memiliki bentuk seperti gitar Spanyol. Tetapi tidak
memiliki gagang atau tangkai. Indonesia memiliki dua Bejana
perunggu yang ditemukan di Madiun dan Sumatera.
e. Perhiasan Perunggu
Perhiasan perunggu. Banyak digunakan oleh kaum wanita saat itu. Canggih juga karena sudah ada pola hiasan yang indah. Itu binatang nya kuda atau wedhus ya
Perhiasan dari perunggu banyak ditemukan di Indonesia. Mayoritas
perhiasan-perhiasan tersebut diyakini sebagai bekal kubur dan benda untuk
memperias diri. Contoh perhiasan perunggu yang ditemukan di Indonesia berbentuk
manik-manik, cincin, dan gelang tangan banyak ditemukan di daerah Bali,
Bogor, Malang, dan Paseman.
f. Arca Perunggu
Mahakarya manusia praaksara. Yaitu arca dari perunggu. Hati-hati jangan sampai kuda nya ngebreki orang di bawahnya
Arca merupakan salah stau karya manusia yang berbentuk menyerupai makhluk
hidup. Terutama manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia memiliki
rasa untuk mengabadikan seseorang atau kelompok atas jasa-jasanya. Daerah ditemukannya arca di Indonesia antara lain Lumajang, Bogor,
Palembang, dan Riau. Bentuk arca yang ditemukan antara lain orang sedang menari dan orang sedang mengendarai kuda sambil membawa busur panah.
Zaman Besi
Zaman dimana manusia telah mampu membuat berbagai perkakas dari logam besi.
Hampir sama dengan zaman perunggu, teknik membuat alat-alat dari besi
dengan cara meleburkan bijih besi lalu dituang ke cetakan.
Mata sabit merupakan prdouk zaman ancient, tepatnya masa logam. Namun saat ini, manusia lebih kreatif bejatnya, bisa memanfaatkan mata sabit untuk "keperluan" lain dalam hal negatif
Alat-alat yang terbuat dari besi banyak ditemukan di Indonesia. Seperti
mata kapak, mata sabit, mata tombak, mata pisau, pedang, dan cangkul.
Sekilas terlihat, berawal dari zaman besi inilah berbagai senjata tajam
dibuat lebih sempurna. Mayoritas alat-alat dari besi digunakan untuk
keperluan sehari-hari. Seperti mata kapak digunakan untuk membelah kayu,
mata sabit memangkas rumput, cangkul menggemburkan tanah, mata pisau
mengupas dan menguliti makanan, mata tombak untuk berburu binatang. Lha kalo pedang? Gunanya buat apa? Ya jelas buat melindungi
diri sendiri dari ancaman alam.
Tapi di zaman now, senjata-senjata dari besi malah banyak yang
digunakan untuk adu ilmu kanugaran antar manusia.
Alat-alat tersebut banyak ditemukan di daerah Gunung Kidul, Besuki, Bogor,
dan Jawa Timur.
Daily Life
Saat Zaman Logam
Ilustrasi kehidupan zaman perunggu. Ada yang sibuk membuat pedang, melelehkan besi, membuat ramuan, dan ada juga yang gak ngapa-ngapain.
Garis besar kehidupan sehari-hari manusia praaksara saat memasuki zaman logam antara lain:
1. Masyarakatnya sudah mahir dalam menerapkan food producing.
Kegiatan bercocok tanam berkembang pesat.
2. Hidupnya sudah sedenter atau menetap. Tidak tinggal di gua-gua
lagi, akan tetapi membangun perumahan-perumahan sederhana
dengan sistem desa atau kampung.
3. Memiliki struktur pemerintahan sederhana. Terdapat kepala suku untuk
mengatur anggota masyarakatnya.
4. Terdapat spesialisasi baru dalam masyarakat, tidak hanya petani dan
peternak saja, melainkan adanya profesi undagi. Profesi tersebut
mendapatkan prestise tersendiri karena hanya orang- orang tertentu
yang mampu melakukannya. Undagi adalah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan tingkat tinggi membuat berbagai alat dari logam.
5. Barang-barang yang dihasilkan sudah semakin halus dan sempurna, karena
mayoritas menggunakan logam. Meskipun peralatan dari batu juga tidak
hilang sepenuhnya.
6. Kegiatan perdagangan antar kelompok masyarakat semakin semarak. Sistem
barter mendominasi. Misal ayam ditukar dengan beras, wedhus
diganti dengan beberapa tandan gedhang, dan sekarung buah-buahan
menjadi satu ranjang ikan.
7. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme semakin menggila di
kalangan masyarakat praaksara. Berbagai ritual menggunakan alat-alat dari
logam membuat kepercayaan tersebut berkembang lebih kompleks lagi.
Kesimpulan
Zaman Logam di Indonesia menjadi gerbang terakhir dari masa praaksara.
Melalui zaman logam inilah peradaban masyarakatnya, pelan tapi pasti
berkembang ke arah yang lebih maju. Penggunaan logam terbukti vital
dari berbagai bidang kehidupan saat itu. Pada zaman sekarang, logam pun
masih menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Sumber:
1. Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Gunawan, Restu. Dkk. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : KEMENDIKBUD.
Oleh:
Baihaqi Aditya, S,Pd.
Isin kopi
BalasHapusKepada Yth.
BalasHapusBagian Ekspor - Import & Domestics
Dengan Hormat,
Perkenalkan kami dari PT.MSA Logistics International Freight Forwarding, melayani pengirimam dengan pembelian EX WORKS, FOB, C&F, CIF, dari seluruh Negara dan service yang kami tawarkan sebagai berikut :
Ø Sea and Air Cargo Service
Ø Customs Clearance Service
Ø International Courier Services
Ø Jasa Import Door To Door
Ø Import Borongan Mesin Bekas
Ø Undername Import KUOTA SPI Biji Plastik
Ø Undername Import KUOTA SPI Besi & Baja
Ø Borongan ( All-In )
Ø Undername (Penyewaan Consegnee)
Demikianlah Penawaran Jasa ini kami ajukan Kepada Perusahan yang Bpak/Ibu Pinpin Semoga terjalin kerjasama dengan Baik Untuk yang akan datang, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
PT.MEGATON SAMUDERA ASIA
Gedung Pembina Graha Lt. 02 Room. 221
Jl.D.I Penjaitan No.45 Rawa Bunga Jakarta 13350
Contact :
Tlp : +62 21 – 8591 7799
Fax : +62 21 – 2232 6705
Web : www.importundername.com
Web : www.msalogistics.co.id
Web : www.undernameimport.com
BP. ZAIN
Hp.Wa 08124888854
Hp.Wa 08122223856