Senin, 22 Januari 2018

ZAMAN PERUNGGU DAN BESI, KETIKA BAHAN LOGAM SUDAH MENJADI KEBUTUHAN VITAL MANUSIA PRAAKSARA

Kehidupan manusia praaksara selalu identik dengan zaman batu. Akan tetapi, yang namanya ras manusia pasti mengalami perkembangan peradaban. Berkembangnya peradaban, pelan tapi pasti akan membawa manusia ke arah yang lebih maju dari peradaban sebelumnnya jika dilihat dari aspek teknologi yang digunakan. Contoh nyata adalah berubahnya zaman batu ke zaman logam atau dikenal dengan masa perundagian.

Ilustrasi kehidupan zaman logam. Sudah terbentuk kampung-kampung sederhana. Terlihat juga beberapa undagi sedang membuat dan menempa perkakas dari bijih logam.


Masa Perundagian di Indonesia dibagi menjadi dua, yakni zaman perunggu dan zaman besi. Lho, katanya zaman logam dibagi menjadi tiga: zaman tembaga, perunggu, dan besi? Lah ini kok Cuma dua yang dibahas?

Jawabannya simpel: Karena sampai saat ini belum ditemukan peninggalan manusia praaksara yang terbuat dari tembaga di wilayah Indonesia. So.. yang akan penulis bahas kali ini adalah peninggalan logam yang ada di Negeri zamrud khatulistiwa ini.

Zaman Perunggu
Zaman perunggu merupakan gerbang dimulainya peradaban logam memasuki wilayah Indonesia di masa lampau. Perunggu sendiri merupakan logam campuran antara timah dan tembaga. Jadi, sudah canggih nenek moyang kita, belum mengenal tulisan, tapi sudah mampu membuat berbagai perkakas berbahan dasar perunggu. Mayoritas alat-alat tersebut digunakan untuk keperluan upacara kepercayaan dan perhiasan. Beberapa contoh benada-benda dari kebudayaan perunggu antara lain: kapak corong, nekara, moko, dan berbagai perhiasan ( Gunawan, Restu 2016: 65).

Bagaimana bisa manusia praaksara membuat alat yang terbuat dari perunggu? Nah…ada tekniknya, tidak sembarangan membuatnya. Teknik membuat logam dari perunggu ada dua, yaitu a cire perdue dan bivalve.

a. A cire perdue (cetakan lilin)

Ilustrasi teknik a cire perdue. Agak ribet proses membuatnya tapi beginilah adanya pada saat itu..

Teknik a cire perdue mengkombinasikan undagi skill dan kesabaran serta ketelatenan dalam membuatnya. Apa itu kemampuan undagi? Undagi adalah kemampuan orang dalam membuat alat-alat yang terbuat dari logam. Tidak setiap anggota masyarakat praaksara mampu membuatnya. Oleh sebab itu, golongan orang yang mampu membuat benda dari logam sangat istimewa statusnya di dalam kelompok. Mereka inilah yang disebut kelas undagi.

Kembali lagi ke topik, cara membuat benda dengan teknik a cire perdue adalah:
Pertama , alat yang akan dibuat harus dibentuk cetakannya terlebih dahulu. Cetakan terbuat dari tanah liat yang dibungkus lilin. Setelah cetakan jadi, salah satu bagian dari cetakan dilubangi sebagai tempat dituangkannya perunggu cair.

Kedua , setelah cetakan yang dibuat sudah jadi, bungkus kembali cetakan tersebut dengan lilin. Begini mudahnya. Cetakan alat kan pertama dibuat dari tanah liat, kemudian dilapisi dengan lilin. Nah..kemudian dilapisi lagi dengan tanah liat . Tujuannya agar cetakan tidak meleleh saat cairan perunggu panas dimasukkan ke dalam lubang cetakan.

Ketiga , setelah cetakan alat yang sudah dibuat dirangkep-rangkepi dengan tanah liat-lilin-tanah liat lagi, lalu cetakan tersebut dicairkan dengan cara dimasukkan ke dalam tungku api. Tujuannya apa? Agar lilin di dalam cetakan meleleh. Tapi tenang, tanah liatnya tidak akan ikut meleleh kok.

Keempat , oke, sampai sini sudah paham ya? Jadi setelah lilin di dalam cetakan telah meleleh, berarti hanya menyisakan tanah liat dalam dan luar..Oke, saatnya menuangkan cairan perunggu yang panas ke dalam lubang yang sudah dibuat di cetakan tersebut. Tunggu sampai beberapa waktu, bisa harian, mingguan, bulanan, tahunan, atau dilupain saja sekalian kalo mau. Setelah itu cetakan tanah liatnya dihancurkan secara hati-hati.

Kelima , ketika cetakan tanah liat sudah dihancurkan.. diambillah alat yang sudah jadi itu. Dan..jadilah alat yang terbuat dari perunggu.

Kelemahan dari teknik a cire perdue adalah pemakaian cetakan hanya sekali, jika ingin membuat alat lagi, ya…harus buat cetakan lagi rangkap tiga. Ribet? Iya memang..tapi manusia pada saat itu tidak memiliki pilihan lain. Berarti sabar dan telaten adalah salah satu hikmah yang dapat diambil. Lihat prosesnya, bukan hasilnya saja.

b. Bivalve (teknik setangkap)

Kalo ini teknik bivalve, bisa digunakan berkali kali cetakannya. Lebih efisien dan efektif

Serupa tapi tak sama. Itulah sebutan yang tepat untuk pengolahan perunggu menggunakan teknik bivalve. Terdapat perbedaan cara antara a cire perdue dengan bivalve. Berikut teknik membuat alat-alat perunggu dengan bivalve:

Pertama, cetakan benda terbuat dari batu dan dibuat menjadi dua bagian. Sehingga dapat disatukan atau dirapatkan kembali. Don’t forget, di atasnya dilubangi sebagai tempat untuk menuangkan cairan logam perunggu.

Kedua, masukkan cairan perunggu ke dalam lubang yang sudah dibuat pada cetakan batu. Jangan lupa cetakannya harus disatukan dulu sebelum dituangkan cairan perunggu. Kalo tidak disatukan, percuma sama saja bo’ong.

Ketiga, tunggu sampai cairan panas perunggu di dalam cetakan mendingin. Lalu pelan-pelan buka kembali cetakan dan….jadilah alat yang diinginkan.

Kelebihan bivalve dibanding a cire perdue terletak pada keefektifannya. Teknik bivalve mampu digunakan berkali-kali tanpa perlu menghancurkan cetakan.

Hasil dari pengolahan menggunakan dua teknik di atas antara lain sebagai berikut yang ditemukan di Indonesia:

a. Nekara

Nekara merupakan salah satu alat kebudayaan dari zaman perunggu. Bentuknya menyerupai dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi sebagai alat untuk memohon turunnya hujan dan pengobar semangat sebelum berperang. Penggunaan nekara dengan cara dipukul-pukulkan. Mirip dengan gendang.


Nekara. Alat ini digunakan untuk memohon turunnya hujan

Nekara dapat ditemukan di berbagai wilayah timur Indonesia. Seperti Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Badrika, 2006:112). Nekara terbesar di Asia Tenggara ditemukan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

b. Kapak Corong

Kapak corong, terbuat dari perunggu..bentuknya sih kayak corong memang.

Dinamai kapak corong karena bentuknya memang seperti corong atau ujung sepatu. Fungsi kapak corong kemungkinan besar digunakan sebagai alat upacara kepercayaan. Hal ini diperkuat bahwa terdapat ornamen-ornamen indah yang terukir. Kan eman-eman kalo alat-alat yang indah dan bagus digunakan untuk…nyangkul tanah contohnya. Kapak Corong di Indonesia ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Papua.

c. Moko

Mas kawin jaman ancient. Namanya moko. seperti piala  bentuknya, atau barbel ya..

Moko merupakan versi mini dari nekara. Moko digunakan sebagai mahar nikah. Jadi, dulu akad nikah manusia praaksara bukan seperangkat alat solat dibayar tunai. Tetapi seperangkat moko dibuat lunas yang diserahkan kepada pihak wanita. Moko banyak ditemukan di Indonesia bagian timur.

d. Bejana Perunggu

Bejana perunggu. Latar belakang yang hitam dan gelap berpadu alat yang bentuknya seperti branjang ikan dilengkapi dengan ukiran terlihat sangat maskulin

Bejana perunggu memiliki bentuk seperti gitar Spanyol. Tetapi tidak memiliki gagang atau tangkai. Indonesia memiliki dua Bejana perunggu yang ditemukan di Madiun dan Sumatera.

e. Perhiasan Perunggu

Perhiasan perunggu. Banyak digunakan oleh kaum wanita saat itu. Canggih juga karena sudah ada pola hiasan yang indah. Itu binatang nya kuda atau wedhus ya

Perhiasan dari perunggu banyak ditemukan di Indonesia. Mayoritas perhiasan-perhiasan tersebut diyakini sebagai bekal kubur dan benda untuk memperias diri. Contoh perhiasan perunggu yang ditemukan di Indonesia berbentuk manik-manik, cincin, dan gelang tangan banyak ditemukan di daerah Bali, Bogor, Malang, dan Paseman.

f. Arca Perunggu

Mahakarya manusia praaksara. Yaitu arca dari perunggu. Hati-hati jangan sampai kuda nya ngebreki orang di bawahnya

Arca merupakan salah stau karya manusia yang berbentuk menyerupai makhluk hidup. Terutama manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia memiliki rasa untuk mengabadikan seseorang atau kelompok atas jasa-jasanya. Daerah ditemukannya arca di Indonesia antara lain Lumajang, Bogor, Palembang, dan Riau. Bentuk arca yang ditemukan antara lain orang sedang menari dan orang sedang mengendarai kuda sambil membawa busur panah.

Zaman Besi
Zaman dimana manusia telah mampu membuat berbagai perkakas dari logam besi. Hampir sama dengan zaman perunggu, teknik membuat alat-alat dari besi dengan cara meleburkan bijih besi lalu dituang ke cetakan.

Mata sabit merupakan prdouk zaman ancient, tepatnya masa logam. Namun saat ini, manusia lebih kreatif bejatnya, bisa memanfaatkan mata sabit untuk "keperluan" lain dalam hal negatif

Alat-alat yang terbuat dari besi banyak ditemukan di Indonesia. Seperti mata kapak, mata sabit, mata tombak, mata pisau, pedang, dan cangkul. Sekilas terlihat, berawal dari zaman besi inilah berbagai senjata tajam dibuat lebih sempurna. Mayoritas alat-alat dari besi digunakan untuk keperluan sehari-hari. Seperti mata kapak digunakan untuk membelah kayu, mata sabit memangkas rumput, cangkul menggemburkan tanah, mata pisau mengupas dan menguliti makanan, mata tombak untuk berburu binatang. Lha kalo pedang? Gunanya buat apa? Ya jelas buat melindungi diri sendiri dari ancaman alam. Tapi di zaman now, senjata-senjata dari besi malah banyak yang digunakan untuk adu ilmu kanugaran antar manusia.

Alat-alat tersebut banyak ditemukan di daerah Gunung Kidul, Besuki, Bogor, dan Jawa Timur.

Daily Life Saat Zaman Logam

Ilustrasi kehidupan zaman perunggu. Ada yang sibuk membuat pedang, melelehkan besi, membuat ramuan, dan ada juga yang gak ngapa-ngapain.

 Garis besar kehidupan sehari-hari manusia praaksara saat memasuki zaman logam antara lain:
1. Masyarakatnya sudah mahir dalam menerapkan food producing. Kegiatan bercocok tanam                  berkembang pesat.

2. Hidupnya sudah sedenter atau menetap. Tidak tinggal di gua-gua lagi, akan tetapi membangun            perumahan-perumahan sederhana dengan sistem desa atau kampung.

3. Memiliki struktur pemerintahan sederhana. Terdapat kepala suku untuk mengatur anggota                    masyarakatnya.

4. Terdapat spesialisasi baru dalam masyarakat, tidak hanya petani dan peternak saja, melainkan              adanya profesi undagi. Profesi tersebut mendapatkan prestise tersendiri karena hanya orang-                orang tertentu yang mampu melakukannya. Undagi adalah pekerjaan yang membutuhkan                      kemampuan tingkat tinggi membuat berbagai alat dari logam.

5. Barang-barang yang dihasilkan sudah semakin halus dan sempurna, karena mayoritas                          menggunakan logam. Meskipun peralatan dari batu juga tidak hilang sepenuhnya.

6. Kegiatan perdagangan antar kelompok masyarakat semakin semarak. Sistem barter mendominasi.      Misal ayam ditukar dengan beras, wedhus diganti dengan beberapa tandan gedhang, dan sekarung      buah-buahan menjadi satu ranjang ikan.

7. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme semakin menggila di kalangan masyarakat            praaksara. Berbagai ritual menggunakan alat-alat dari logam membuat kepercayaan tersebut                berkembang lebih kompleks lagi.

Kesimpulan
Zaman Logam di Indonesia menjadi gerbang terakhir dari masa praaksara. Melalui zaman logam inilah peradaban masyarakatnya, pelan tapi pasti berkembang ke arah yang lebih maju. Penggunaan logam terbukti vital dari berbagai bidang kehidupan saat itu. Pada zaman sekarang, logam pun masih menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Sumber:
1. Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Gunawan, Restu. Dkk. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : KEMENDIKBUD.


Oleh:
Baihaqi Aditya, S,Pd.

2 komentar:

  1. Kepada Yth.
    Bagian Ekspor - Import & Domestics

    Dengan Hormat,
    Perkenalkan kami dari PT.MSA Logistics International Freight Forwarding, melayani pengirimam dengan pembelian EX WORKS, FOB, C&F, CIF, dari seluruh Negara dan service yang kami tawarkan sebagai berikut :

    Ø Sea and Air Cargo Service
    Ø Customs Clearance Service
    Ø International Courier Services
    Ø Jasa Import Door To Door
    Ø Import Borongan Mesin Bekas
    Ø Undername Import KUOTA SPI Biji Plastik
    Ø Undername Import KUOTA SPI Besi & Baja
    Ø Borongan ( All-In )
    Ø Undername (Penyewaan Consegnee)

    Demikianlah Penawaran Jasa ini kami ajukan Kepada Perusahan yang Bpak/Ibu Pinpin Semoga terjalin kerjasama dengan Baik Untuk yang akan datang, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

    PT.MEGATON SAMUDERA ASIA
    Gedung Pembina Graha Lt. 02 Room. 221
    Jl.D.I Penjaitan No.45 Rawa Bunga Jakarta 13350

    Contact :
    Tlp : +62 21 – 8591 7799
    Fax : +62 21 – 2232 6705
    Web : www.importundername.com
    Web : www.msalogistics.co.id
    Web : www.undernameimport.com

    BP. ZAIN
    Hp.Wa 08124888854
    Hp.Wa 08122223856

    BalasHapus