Sabtu, 18 Mei 2019

KOLONI TASMANIA 1803 – 1870 : SARANG BUSHRANGERS DAN PEMBERSIHAN PENGHUNI AWAL


Fenomena pembegalan membuat resah masyarakat. Tindakan kriminal tersebut pada umumnya terjadi pada malam hari di jalanan yang relatif sepi. Beruntung, kepolisian Republik Indonesia bergerak cepat untuk meringkus para praktisinya. Kalo perlu di game over-kan sekalian agar masyarakat kembali tenang.

Kejahatan semacam pembegalan tidak hanya terjadi di negara ber- flower seperti Indonesia tercinta. Lembaran-lembaran sejarah mencatat, negara yang sudah dikategorikan maju dan makmur pun, juga memiliki catatan hitam dengan aksi "perampokan" seperti itu. Sejalan dengan booming-nya fenomena “begal-begalan”, penulis tergerak mengajak pembaca untuk menelusuri terciptanya koloni Inggris pada tahun 1800-an di Tasmania, bagian selatan dari Australia.

Saingan Datang, Rapatkan Barisan

Peta Pulau Tasmania tahun 1837 
Dulunya bernama van Diemen's Land 
sumber: wikimedia.org.wikipedia.commons/9/98/1837_Dower_Map_of_Van_Dieman

Awal abad 19 menjadi babak baru bagi pendudukan bangsa Inggris di tanah Aborigin. Australia memang tempat yang menarik sehingga hasrat untuk membangun kehidupan baru disana sangat tinggi. Akan tetapi, potensi ancaman dari negara rival selalu membayang-bayangi kekuasaan negeri Tiga Singa di "surga selatan". Hal tersebut menjadi lampu kuning bagi pemerintah koloni Inggris

Sebagai negara yang ikut bermain dalam pelayaran samudera pada kurun abad 16 hingga 20, Inggris bersaing ketat dengan tetangga sekaligus rivalnya, yaitu Perancis. Kedua negara tersebut layaknya dua saudara kandung yang tidak pernah akur.

Baik Inggris maupun Perancis terlibat konflik berkepanjangan. Analoginya, hubungan mereka sama seperti gesekan antara masyarakat Indonesia dengan Malaysia di jagad medsos. Saling nyerang, menghujat, nyinyir, hingga klaim-mengklaim yang tidak ada habisnya. Inggris maupun Perancis keduanya berlomba ingin menjadi “matahari tunggal”. Hal tersebut berimbas pada persaingan dalam menemukan daerah jajahan.

Kembali ke permasalahan utama, sementara kedua negeri tersebut berseteru satu sama lain, pemerintah kolonial New South Wales menyusun rencana agar kedudukan Inggris semakin kuat di Terra Australis Incognita dalam menghadapi ancaman dari petualang Perancis. Pemangku kebijakan New South Wales memutuskan untuk membuka koloni di Tasmania, sebuah pulau yang belum terjamah yang ada di bagian selatan Australia.

Awal mula pembukaan koloni Tasmania oleh pemukim Inggris dimulai tahun 1802. Hal tersebut diakibatkan adanya laporan jika kapal berbendera Perancis yang dipimpin Nicolas Baudin terlihat mendarat di kawasan Derwent. Penjelajah Perancis itu berhasil memetakan penemuan-penemuannya di Derwent seperti kehidupan suku lokal yang menghuni kawasan tersebut, berbagai spesies tumbuhan dan juga fauna unik dalam waktu hanya satu bulan.

Nicolas Baudin, tanpa kehadiran dan ancaman penikunganmu bisa saja Tasmania masih dikacangin oleh Inggris 
sumber: en.wikipedia.org/wiki/Nicolas_Baudin

"Bon Apres midi, Anglais!" Teriak kru penjelajah Perancis di atas kapal Geographe saat berpapasan dengan pelaut Inggris. Sementara perwira Inggris tersenyum kecut melihat kehadiran orang Perancis di Australia. 
Bahkan tidak sadar burung camar ndeprok di atas kepalanya
sumber: www .themonthly.com.au

Khawatir dengan keberadaan sekelompok kecil pelaut Perancis pimpinan Baudin, membuat Gidley King yang saat itu menjabat sebagai Gubernur New South Wales mengalami kegalauan akut. Pikirannya mumet. Apabila ia membiarkan musuh kerajaan Inggris berbagi wilayah dengan dirinya, mau ditaruh dimana kehormatannya nanti ketika kembali ke negeri induk? Maka, demi menegakkan auman tiga singa di Australia sekaligus menaikkan reputasi karirnya, Gidley King harus mengambil langkah cepat, tepat, dan efektif.

Gidley King mendapat dukungan dari N.S.W Corps. Kali ini antara gubernur jenderal dan petinggi N.S.W Corps sepakat bekerjasama atas nama rasa cinta tanah air. Oleh sebab itu, diberangkatkanlah beberapa rombongan yang diproyeksikan menempati pulau Tasmania sebelum kapal Perancis berlabuh lagi di sana.

Letnan John Bowen. 
sumber: en.wikipedia.org/wiki/John_Bowen_(Royal_Navy_officer)

Gelombang pertama diberangkatkan pada akhir Agustus tahun 1803 dengan 49 orang menaiki kapal Albion yang dipimpin oleh perwira angkatan laut bernama John Bowen. Gelombang percobaan ini diperintahkan membuka koloni di sepanjang sisi bagian timur sungai Derwent yang kelak akan menjadi ibukota Tasmania, yaitu kota Hobart (en.wikipedia.org/wiki/John_Bowen. diakses dan diinterpretasi pada 16 Maret 2019 pada pukul 21.23 WIB).

Kolonel William Paterson. 
Potret wajahnya terlihat mirip kolonel Tavington, si antagonis dalam film "The Patriot" .
sumber: upload.wikimedia.org/wikipedia/common/sc/c7/Colonel_William_Paterson

Pengiriman gelombang II ke Tasmania direalisasikan pada akhir tahun 1804. Misi tersebut dipercayakan kepada kolonel William Paterson. Ia memimpin dan mengerahkan tenaga narapidana untuk membangun perkampungan di sisi timur sungai Tamar. Adanya aktivitas sekelompok manusia Inggris di sungai Tamar ditandai dengan berdirinya pemukiman George Town. Nama tersebut dipilih oleh para pemukim sebagai bentuk penghormatan kepada raja George III yang saat itu berkuasa di Inggris. (en.wikipedia.org/wiki/George_Town,_Tasmania diakses dan diinterpretasi pada 16 Maret 2019 pada pukul 21.05 WIB).

Terdapat beberapa poin penting terkait pengiriman dua gelombang British ke Tasmania pada tahun 1803 – 1804. Pertama, gubernur New South Wales mempercayakan tampuk kepemimpinan tiap rombongan kepada golongan militer. Hal tersebut dapat dimaklumi karena dalam percobaan survival seperti ini, dibutuhkan sosok yang dapat memimpin, memotivasi, dan membimbing.

Kedua, penempatan kedua gelombang pemukim Inggris di Tasmania disebar di utara dan selatan. Daerah koloni utara Tasmania memusatkan kegiatannya dengan mengandalkan sungai Tamar, sedangkan wilayah selatan meramaikan tepi sungai Derwent dan membangun kota Hobart. Penempatan dengan pola north-south tersebut kemungkinan besar bertujuan untuk mencegah kapal-kapal Perancis datang lagi.

Rombongan narapidana dari New South Wales tiba untuk membuka koloni di Hobart Town tahun 1803 dengan kaki terantai 
Udah jadi sampah masyarakat, masih disuruh kerja berat
sumber: wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f8/Hobart_Town_chain_gang


Ketiga, pulau Tasmania ditujukan sebagai tempat pembuangan narapidana yang memiliki kasus kejahatan besar sekaligus untuk mengurangi orang-orang bermasalah dan sulit diatur di New South Wales. Jadi bisa dikatakan, untuk faktor poin ketiga ini lebih memanfaatkan Tasmania sebagai tempat "buangan" sampah masyarakat.

Tasmania, The Unique Isle of Australia


Letak Pulau Tasmania jika dilihat dari wilayah Australia


Peta Tasmania lengkap dengan nama-nama tempatnya.
sumber:www.lonelyplanet.com/maps/pacific/australia/tasmania

Tasmania merupakan pulau di selatan Australia yang dipisahkan oleh selat Bass. Luasnya sekitar 68.401 km2. Kira-kira setara gabungan wilayah provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah luasnya.

Ketika pertama kali ditemukan oleh penjelajah asal Belanda bernama Abel Tasman pada tahun 1642, ia menamakan pulau tersebut sebagai Anthoonij van Diemenslandt. Penamaan pulau didasari sebagai tanda penghormatan dari Abel Tasman kepada Anthony van Diemen yang saat itu menjadi sponsor penjelajahan samuderanya (en.wikipedia.org/wiki/History_of_Tasmania, diakses dan diinterpretasikan pada 15 Maret 2019, pukul 09.10 WIB).

pada tahun 1777, Kapten James Cook yang kelak dikenal sebagai penemu benua Australia menyingkat penamaan pulau tersebut menjadi Van Diemen Land. Kemudian awal tahun 1800, secara resmi pemerintah kolonial Inggris mengubah nama Van Diemen Land menjadi “Tasmania” untuk menghormati jasa Abel Tasman sebagai orang Eropa pertama yang menemukan pulau tersebut.

Potret Abel Tasman, penjelajah dari Belanda.
Jasanya men-discovery Tasmania membuat namanya selalu dikenang
sumber: en.wikipedia.org/wiki/Abel_Tasman

Secara umum, bentuk pulau Tasmania menyerupai perisai. Bagian selatan merupakan hutan hujan yang lebat. Sementara pemandangan yang bergunung-gunung terlihat di barat pulau. Sedangkan sungai-sungai terkenal seperti Derwent dan Tamar merupakan “jantung” kehidupannya.

Tanah yang subur di wilayah utara dan selatan membuat Tasmania dijuluki “ The Apple Isle” karena mampu memproduksi apel merah dalam jumlah besar (www.waytoaustralia.com.au/pages_tasmania diakses dan diinterpretasi pada 16 Maret 2019 pukul 22.27 WIB). Bagi pecinta apel, Tasmania bagaikan surga.

Keadaan alam Tasmania bergunung-gunung
Tampak menjulang tinggi Cradle Mountain dan "Danau Merpati" yang biru airnya
sumber:en.wikipedia.org.wiki.Cradle_Mountain

Sungai Derwent saat musim gugur 
Lebarnya seperti sungai Jajar di kota Demak, tapi sayang di pinggir sungai Jajar tidak ada pohon musim gugur
sumber: www.derwentvalley.tas.gov.au

Penampakan sungai Tamar di Tasmania
Ada kebun anggur di depannya
sumber: www.whiteangels-thoughts.blogspot.com/2015/03/tamar-river-launceston-tasmania

Kebun apel merah di kota Hobart, Tasmania
Jika di Indonesia mungkin mirip seperti kota Batu dan Malang, tapi apelnya ijo
sumber: www.wellbeing.com.au/escape/travel/discover-tasmanias-organic-destinations

Layaknya pulau Sulawesi dengan anoa-nya maupun flora Sumatera yang selalu diidentikkan dengan bunga Rafflesia arnoldii, Tasmania juga memiliki fauna unik karena terisolasinya pulau tersebut dari daratan utama Australia. Paling terkenal dan ikonik adalah Tasmanian Devil, mamalia omnivora berkantung dengan gigi yang tajam.

Tasmanian Devil, binatang endemik kebanggan masyarakat Tasmania. 
Antara angop dan pamer gigi. 
Bentuknya seperti campuran-gabungan antara tikus warok, garangan, dan kucing.  
sumber: http://www.utas edu.au



Perkembangan Koloni Tasmania


Lukisan yang menggambarkan keadaan koloni Hobart yang beraada di tepi sungai Derwent tahun 1819. Terlihat hijau dan berbukit-bukit.
sumber:http://www.tasfamily.net.au/schafferi


Selama sembilan tahun pertama sejak 1803, pemukim kulit putih mengalami banyak hambatan untuk mengembangkan Tasmania. Saat itu, koloni Tasmania masih di bawah pemerintahan New South Wales. Artinya segala kebijakan New South Wales terlepas dari pertimbangan baik maupun buruk bagi Tasmani tetap harus dilaksanakan. Misalkan, rela apabila pemerintah New South Wales mengirimkan lebih banyak lagi rombongan narapidana yang bermasalah ke pulau di bagian selatan Australia terssebut.

Bisa ditebak, sebuah koloni yang diisi oleh sebagian besar narapidana dengan track record kejahatan berat akan mengalami kesulitan besar untuk berkembang ke arah yang lebih baik. David Collins selaku caretaker di kawasan Hobart bahkan terpaksa mengurangi peredaran makanan hingga sepertiga porsi dari jatah normal. Akibatnya kelaparan hebat terjadi di koloni yang didirikan di sungai Derwent tersebut.

David Collins,  pemimpin koloni Hobart di Tasmania. Meninggal tahun 1810 saat penduduk koloni Hobart sedang hebat-hebatnya menderita famine alias kelaparan.
sumber: en.wikipedia.org.wiki/David_Collins_(lieutenant_governor)

Kelaparan yang terjadi terhadap koloni Hobart bukanlah yang terakhir karena kabar mengejutkan dari dari utara Tasmania. Kolonel William Paterson memutuskan untuk pergi dari koloni Launceston dan pulang kampung ke Inggris pada tahun 1810. Kewajiban Patterson sudah usai dan ia tidak tertarik meneruskan perannya sebagai “raja kecil” di koloni yang sama semrawutnya bukan main.

Saat itu, tampuk kepemimpinan New South Wales berada di tangan Lachlan Macquarie, seorang gubernur jenderal yang revolusioner dan memiliki segudang ide untuk memajukan koloni Inggris di Australia. Semakin tidak jelasnya masa depan yang terjadi di koloni Hobart serta kepergian William Paterson dari kawasan Launceston membuat sang gubernur berpikiran bahwa sebaiknya koloni utara dan selatan Tasmania disatukan agar efektif dalam mengelolanya. Oleh sebab itu, diangkatlah kolonel Thomas Davey sebagai letnan-gubernur yang berkuasa di Tasmania pada tahun 1813 oleh pemerintah Inggris (Bereson and Rosenblat, 1979).

Kepemimpinan Thomas Davey selama empat tahun (1813 – 1817) berfokus untuk menggerakkan roda perekonomian dan merestorasi keadaan sosial di Tasmania. Kebijakan pertama yang ia tetapkan adalah meresmikan pemukiman Hobart sebagai pelabuhan bebas agar kapal-kapal penangkap paus mau berlabuh dengan tujuan menghidupkan kegiatan perputaran uang di sekitar pelabuhan. Kedua, Davey berusaha meningkatkan hasil pertanian agar penduduk koloni di Tasmania mampu hidup mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari New South Wales. Ketiga, mengesahkan aturan yang memuat kesetaraan antara pemukim Inggris dengan penduduk asli agar tercipta keadilan sosial.

Thomas Davey (memerintah 1813-1817). Pemimpin koloni Tasmania yang cukup berhasil memajukan kehidupan rakyat tapi memiliki tabiat individu yang kurang baik. 
Ibarat disuruh milih mau pemimpin yang baik personalnya tapi kinerjanya gak ada atau yang kinerjanya tepat sasaran serta meningkatkan taraf hidup masyarakat tapi memiliki tabiat yang tidak bisa diteladani? susah to milihnya;) 
sumber:en wikipedia org wiki Thomas_Davey_(governor)

Secara umum, Thomas Davey berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat koloni Tasmania. Akan tetapi, dibalik kesuksesannya, terselip karakter personal Davey yang tidak disukai oleh gubernur New South Wales. Penguasa Tasmania tersebut mudah melampiaskan kemarahannya dengan kekerasan, tidak disiplin waktu dalam bekerja, hobi mabuk-mabukan, dan menjadikan narapidana sebagai hiburan dengan cara memberikan hukuman cambuk. Hal tersebut membuat wibawa Davey merosot baik di mata atasannya maupun pemukim Tasmania. Berbagai poin negatif tersebut sudah lebih dari cukup untuk memberhentikan Davey dari jabatannya yang berlangsung sekitar empat tahun lamanya.
Davey diberhentikan, lalu datanglah perwira militer berpangkat kolonel bernama William Sorell (memerintah 1817 – 1824). Kebijakan pertama kolonel Sorell sebagai “penguasa” Tasmania terlihat dalam bidang infrastruktur. Yaitu membuat jalan yang menghubungkan koloni Hobart di selatan dengan Launceston di utara. Kebijakan tersebut dirasa tepat karena dapat memudahkan mobilitas dan aktivitas pemukim di Tasmania.

Akan tetapi, bukan berarti tidak ada masalah yang menerpa di masa kepemimpinan Sorell. Masalah klasik kembali menghantui,, yakni pengiriman terus menerus para tahanan dari New South Wales yang tidak dapat dicegah. Hal tersebut menyebabkan ke-paranoid-an penduduk Tasmania terhadap para tahanan yang baru tiba itu. Sehingga penyiksaan berlebihan terhadap tahanan marak terjadi. Akibat perlakuan yang tidak manusiawi dari penduduk bebas, membuat banyak narapidana melarikan diri dari tahanan dan bersembunyi di dalam hutan. Inilah buntut masalah yang ke depannya akan jadi teror tersendiri.

Sarang Penyamun dan Aksi Bushranger

Pembegalan ala bushrangers marak terjadi di koloni Tasmania pada tahun 1825-1826. 
Para bushrangers merupakan mantan narapidana yang sakit hati lalu bertindak brutal terhadap korbannya seperti dalam lukisan di atas.
sumber: http.bushrangersau.blogspot.com/2015/02/artworks-about-bushrangers.html

Perkembangan koloni Tasmania yang tidak lepas dari penindasan dan penyiksaan terhadap narapidana menjadi fenomena tersendiri. Para tahanan yang dikirim ke Tasmania adalah mereka yang memiliki reputasi kejahatan berat sehingga beban kerja mereka untuk menebus dosa-dosanya juga besar. Pekerjaan yang umum dilakukan oleh narapidana tersebut seperti menebang pohon-pohon kemudian dibawa ke pantai. Sering dalam proses pekerjaan tersebut para sipir dan pengawas lapangan memperlakukan pencambukan di atas batas kewajaran. Tidak jarang pula narapidana dibiarkan kedinginan hingga malaikat maut datang menghampiri.

Kondisi seperti ini yang menyebabkan banyak tahanan yang mencari kesempatan untuk kabur. Ketika berhasil kabur, maka mereka menjadi bushrangers, yaitu penyamun atau pembegal baik secara individu maupun kelompok. Alam Tasmania yang belum sepenuhnya terjamah menjadikan hutan sebagai teman dari para bushrangers. Mereka kerap melakukan aksinya kepada korban secara brutal dan kejam karena trauma pernah diperlakukan sama ketika masih menjadi tahanan.

Lukisan Joseph_Lycett tentang sekelompok bushrangers pada tahun 1825 yang bermarkas di hutan dan tepi Sungai Napean. sumber: en.wikipedia.org/wiki/File/Joseph_Lycett_View_upon_the_Napean


Muncul dan menghilang dari balik hutan untuk melancarkan aksinya adalah pola khas dari bushrangers.
Terlihat segerombolan bandit hutan Australia tersebut sedang mencegat dan menjarah harta benda yang ada di kereta kuda maupun pemukiman terdekat dari markas mereka.
sumber : www.etsy.com/listing/640560589/ned-kelly-australian-bushranger-outlaw

Beberapa bushrangers yang terkenal dalam sejarah Australia adalah Brady dan Michael Howe. Keduanya cukup gila dalam melakukan aksinya. Brady sering memimpin gerombolan tahanan sakit hati dengan cara merampok harta benda di pemukiman terdekat. Sementara Michael Howe terkenal akan kekejamannya dan dijuluki sebagai “Governor of the Rangers” (Siboro: 1989-64).

Menghadapi situasi yang semakin gawat tersebut, gubernur George Arthur yang telah menggantikan William Sorell pada tahun 1825 mengambil sikap tegas dan keras untuk memberantas aksi bushrangers. Pertama, ia menginstruksikan kepada para pemilik peternakan dan perkebunan di Tasmania untuk memasang pagar barikade guna mencegah tindakan pencurian yang dilakukan bushrangers yang biasanya beroperasi pada malam hari. Kedua, membuat jalan keluar rahasia dari pemukiman apabila sewaktu-waktu gerombolan pembegal tersebut bertindak brutal dan tidak dapat dihentikan. Ketiga, George Arthur membentuk regu militer yang berpatroli secara teratur di daerah-daerah yang biasa terjadi aksi perampokan. Hal tersebut dilakukan untuk mempersempit ruang gerak orang-orang macam Brady dan Michael Howe. Keempat, gubernur Tasmania memperbolehkan penduduk Tasmania untuk mempersenjatai diri dengan senapan dan diberi izin untuk menembak di tempat apabila melihat narapidana yang kelihatan bersenjata.

Segala tindakan yang dilakukan George Arthur tersebut demi kepentingan keamanan masyarakat koloni Tasmania. Bahkan dalam beberapa kesempatan, sang gubernur ikut terjuan langsung dalam operasi pemberantasan bushrangers. Hasilnya “perburuan” yang dilakukan tahun 1825-1826 berhasil meringkus seratus bushrangers yang kemudian dijatuhi hukuman gantung (Siboro, 1989:65).

Terusir dan Hilang dari Tanah Sendiri

Fenomena bushrangers adalah sebagian kecil dari sejarah yang mengukir pulau Tasmania. Terdapat fakta-fakta yang mengejutkan lainnya. Misalnya peristiwa yang penulis menyebutnya sebagai “ the massacre of indigineous people”. Mengenai keberadaan penduduk asli Tasmania sebelum kedatangan pendatang kulit putih, ilmuwan Elkin (1956) menyatakan bahwa suku Aborigin yang ada di daratan utama Australia berbeda dengan homo tasmanianus. Menurut Elkin, homo tasmanianus masih memiliki hubungan kuat dengan suku-suku yang ada di Irian Jaya berdasarkan kesamaan ciri fisik dan pola kehidupannya. Intinya homo tasmanianus diduga kuat merupakan sub-suku dari Aborigin karena secara fisik hampir sama akan tetapi karena pulau Tasmania terisolasi oleh selat Bass membuat rantai kebudayaan mereka terputus dari Australia daratan.

Tenang, damai, mengikuti alur, dan nyaman dengan kehidupannya sendiri. 
Itulah gambaran lukisan dari penduduk asli (homo tasmianus) pulau Tasmania sebelum kedatangan imigran dari Inggris.
sumber: www.abc.net.au/radionational/programs/earshot/spearing-fish/6599228

Secara umum, penduduk asli Tasmania tidak menyukai konflik bersenjata dan lebih suka hidup dalam kedamaian. Akan tetapi ketika gelombang imigran Inggris datang ke “ The Apple Isle” yang dimulai pada tahun 1803, muncul salah pengertian diantara keduanya. Bagi homo tasmanianus,mereka menganggap pendatang kulit putih sebagai hal yang aneh dan membahayakan. Sedangkan pihak pendatang Inggris memiliki keyakinan kuat bahwa penduduk asli tidak akan mau bekerjasama dalam pembagian tanah dalam mengelola Tasmania. Saling kecurigaan ini lama kelamaan meruncing dan pecahlah konflik diantara keduanya.

Konflik antara penduduk asli Australia sering terjadi dengan pendatang dari Eropa karena kesalahpahaman dan perebutan kepentingan akan lahan.
sumber: www.pinterest.com/pin/787355947327781045

Gubernur George Arthur bukannya tidak peduli dengan masalah antar kelompok manusia berbeda kebudayan tersebut. Ia bahkan pernah berusaha mendekati penduduk asli Tasmania dengan cara halus. Melalui beberapa orang kepercayaannya, Arthur berhasil mengumpulkan 187 orang Tasmania asli lalu mencoba memindahkan mereka ke Pulau Flinders. Akan tetapi, orang-orang asli tersebut tidak dapat bertahan dengan penyakit yang menerpa di tempat baru mereka dan akhirnya semuanya yang dikirim tersebut meninggal.

Salah satu bagian dari lanskap Flinders Island, salah satu eksperimen gubernur George Arthur memindahkan penduduk asli Tasmania ke pulau tersebut. 
Tapi sayangnya semua ekspekatsinya gagal total karena 100% dari 187 penduduk asli yang ditempatkan disana innalillahii semuanya....
sumber: www.theadvocate.com.au.story/5198224/flinders-island-grappling-with-growing-pains-and-identity-crisis


Potret terakhir penduduk asli Tasmania sebelum benar-benar hilang dari lembaran sejarah manusia.
sumber: www.nationalgeographic.com/au/australia/the-last-indigenous-tasmanian.aspx

Seiring berjalannya waktu, populasi homo tasmanianus mengalami kemerosotan yang tajam. Konflik bersenjata dengan pendatang Eropa merupakan key factor dibalik itu semua. Bisa ditebak, secara tekonologi persenjataan, imigran asal benua biru lebih unggul dan sering memperoleh kemenangan. Bahkan menurut laporan Portus (1957), penduduk asli terakhir Tasmania seorang wanita yang akhirnya meninggal tahun 1876. Hilanglah sudah satu kelompok manusia di muka bumi. Siapa yang harus disalahkan dan bertanggung jawab akan kejadian memilukan tersebut? Tentu saja jawabannya beragam jika dilihat dari berbagai sudut pandang.

Perkembangan Tasmania Pada Era Selanjutnya

Potret kota Hobart saat ini.
Pemukiman koloni sederhana 250 tahun lalu sudah menjadi kota modern.
sumber: www.hobartcity.com.au/City-services Environment

Launceston modern merupakan kelanjutan dari pemukiman sederhana di tepi sungai Tamar 250 tahun yang lalu.
Saat ini sudah menjadi kawasan padat penduduk.
sumber: www.launceston.tas.gov.au

Terlepas dari sisi gelap seperti aksi bushrangers dan penghabisan penduduk asli, sejatinya disaat yang bersamaan Tasmania berkembang ke arah yang lebih baik dari segi kemandirian ekonomi. Artinya penduduk di wilayah tersebut sudah bisa berswasembada tanpa menggantungkan bantuan dari koloni New South Wales yang pernah menjadi induknya.

Pada tahun 1830-1840, Tasmania merubah wajahnya dari suatu pulau yang dianggap tidak terlalu penting bagi orang Inggris menjadi sentra pengolahan industri daging ikan paus. Ketika koloni Tasmania berhasil memperoleh status pemerintahan independen pada tahun 1855, penduduk di kota tersebut menolak menerima pengiriman narapidana dari New South Wales. Hal tersebut berimbas pada keadaan koloni menjadi lebih sehat dan berkembang.



Tahun 1870-an, pulau Tasmania menunjukkan tanda-tanda majunya suatu koloni. Penemuan lokasi tambang tembaga dan perak serta dibangunnya jaringan jalur kereta api hingga restorasi pelabuhan menjadi faktor kuncinya. Saat ini, pada abad 21, Tasmania menjadi salah satu kawasan penting bagi Australia karena terkenal sebagai salah satu kawasan wisata unik dan endemik.

Sumber:
Bereson and Rosenblat. 1979. Inquiry Australia Reviewing Ausralian History Through Maps, Charts, and Commentary . Victoria: Heinemann Educational Australia Pty.Ltd.

Elkin, Adolphus Peter. 1956. The Australian Aborigines. Sydney: Angus and Robertson.

Portus, Gernet Vere. 1957. Australia Since 1606 A History for Young Australians. Melbourne: Oxford University Press.

Siboro, Julius. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

en.wikipedia.org/wiki/John_Bowen_Royal_Navy_officer

en.wikipedia.org/wiki/George_Town,_Tasmania

en.wikipedia.org/wiki/History_of_Tasmania



Oleh:
Baihaqi Aditya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar