Kamis, 31 Agustus 2017

KEHIDUPAN SEBELUM MENGENAL TULISAN



Presiden Soekarno yang terkenal dengan slogan"Jas Merah"

Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Seokarno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Pernyataan yang krusial ini menekankan kepada bangsa Indonesia betapa pentingnya mempelajari berbagai peristiwa masa lampau terutama yang terjadi di Indonesia.
Pentingnya sejarah tidak hanya mengacu kepada kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan masing-masing individu juga tidak boleh meninggalkan masa lampaunya, baik yang memiliki kenangan manis maupun pahit. Semua kenangan di masa lampau, tanpa memandang baik-buruknya, akan memberikan pelajaran berharga agar lebih bijaksana dalam melangkah ke depan.

Pernyataan Soekarno tentang pentingnya sejarah juga didukung oleh teori ilmu psikologi, yang menyatakan bahwa masa lampau tidak boleh dilupakan, melainkan diolah dan dievaluasi dimana hasilnya berupa pemikiran bijaksana dalam mengambil keputusan pada masa kini dan masa yang akan datang.


Berbicara mengenai sejarah Indonesia, alangkah baiknya dibahas secara urut dan runtut sesuai konsep berpikir kronologis. Oleh karena itu, pembahasan akan dimulai dari mengulas kehidupan zaman sebelum mengenal tulisan.


Praaksara atau Prasejarah?


Meskipun belum mengenal tulisan, manusia praaksara sudah meninggalkan kebudayaan non tulisan. Tampak dalam lukisan seekor gajah purba diburu oleh sekelompok manusia praaksara menggunakan tombak

Selama ini kita sering mendengar masyarakat awam mengatakan kata “praaksara” dan “prasejarah”. Kedua kata tersebut dianggap memiliki arti yang sama, yaitu kehidupan manusia purba pada jaman behula. Pernyataan semacam ini sebaiknya diluruskan karena kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda.

Penggunaan istilah “prasejarah” untuk menggambarkan perkembangan kehidupan sebelum mengenal tulisan dianggap kurang tepat. Alasannya sederhana, kata "Pra"  berarti sebelum, dan "sejarah" berarti peristiwa yang terjadi di masa lampau karena adanya aktivitas manusia. Sehingga jika digabung, prasejarah memiliki arti kehidupan sebelum ada manusia (Gunawan, 2013:4). Padahal ilmu sejarah menempatkan manusia sebagai objek utama dalam berbagai peristiwa masa lampau yang terjadi di dunia ini.


Sementara, kata “praaksara”memiliki arti kehidupan sebelum mengenal tulisan didasarkan pada kata “pra” yang artinya sebelum dan “aksara” bermakna tulisan. Nah kata “praaksara” lebih tepat digunakan karena meskipun manusia purba belum mengenal tulisan, tetapi pada kenyataannya mereka sudah memiliki kebudayaan dan peradaban.


Jadi jelas, penggunaan kata "praaksara" lebih tepat karena objek kajiannya, yaitu manusia. Jika menggunakan kata "prasejarah" berarti belum ada manusia padahal sejarah sendiri itu membahas masa lampau yang ada kaitannya dengan manusia.


Ilmu-Ilmu yang Membantu Sejarah dalam Mengungkap Kehidupan Sebelum Mengenal Tulisan


Salah satu ilustrasi "fosil" makhluk hidup berupa kerangka reptil

Seperti halnya manusia, ilmu juga saling membutuhkan bantuan dari ilmu lain untuk mengungkap suatu peristiwa. Demi mengungkap lebih jelas terkait kehidupan masa sebelum mengenal tulisan, sejarah menggunakan tiga ilmu bantu, yakni Arkeologi, Geologi, dan Biologi.

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari peninggalan fisik manusia pada masa lampau seperti candi, artefak, dan monumen. Bantuan ilmu arkeologi dalam sejarah yaitu dengan ilmu arkeologi, kita bisa mengetahui kegunaan maupun fungsi dari benda-benda peninggalan manusia praaksara. Coba bayangkan, jika tanpa ilmu arkeologi, kita tidak akan tahu apa fungsi dari kapak lonjong dan kapak genggam. Kita hanya menganggap itu sebagai batu yang tidak berguna. Tetapi, dengan adanya arkeologi, kita bisa lebih tahu ternyata “sebuah batu” memiliki banyak manfaat dan kegunaan.


Geologi yaitu ilmu tentang batuan dan lapisan tanah yang ada di bumi. Geologi memiliki sumbangsih terhadap sejarah terkait pengkajian seberapa tua usia benda-benda peninggalan manusia praaksara. Sehingga kita dapat mengetahui umur dari kebudayaan manusia praaksara.


Sedangkan Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Berkat bantuan ilmu biologi, sejarah bisa merekonstruksi fosil-fosil manusia praaksara yang kemudian menjadi kerangka manusia praaksara.

Arti Penting Mempelajari Masa Sebelum Mengenal Tulisan


Sekelompok manusia praaksara yang tinggal di pesisir pantai. Tampak mereka sedang melakukan kegiatan mencari makanan

Terdapat tiga arti penting mempelajari kehidupan sebelum mengenal tulisan yang bisa diambil sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, sebagai penyadar bahwa kita merupakan manusia yang tidak lepas dari keberadaan nenek moyang. Nenek moyang kita mempertahankan kehidupannya untuk kehidupan generasi penerusnya, yaitu manusia modern seperti kita ini.

Kedua, sebagai inspirasi dan pengembangan nalar. Kita sebagai manusia modern dengan berbagai teknologi canggih saat ini tidak lepas dari pengaruh manusia praaksara. Contoh, dulu, ketika api ditemukan secara tidak sengaja oleh manusia praaksara, api digunakan untuk menghangatkan tubuh dan membakar daging hasil buruan. Sementara pada masa modern ini api tidak hanya digunakan untuk penghangat, tetapi juga digunakan untuk memasak dan pengganti energi.


Ketiga, sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi kesalahan pada masa sebelum mengenal tulisan. Kita sebagai manusia paling modern, paling cerdas, dan dibekali volume otak yang besar seharusnya bisa berpikir lebih bijak sebelum bertindak. Sebaiknya kita memikirkan dampak ke depan jika kita akan melakukan sesuatu.

Sumber:
Gunawan, Restu.2013.Sejarah Indonesia SMA/MA/SML/MAK Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.


Oleh:
Baihaqi Aditya, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar