Presiden Soekarno yang terkenal dengan slogan"Jas Merah"
Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Seokarno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Pernyataan yang krusial ini
menekankan kepada bangsa Indonesia betapa pentingnya mempelajari berbagai
peristiwa masa lampau terutama yang terjadi di Indonesia.
Pentingnya
sejarah tidak hanya mengacu kepada kehidupan berbangsa dan bernegara,
bahkan masing-masing individu juga tidak boleh meninggalkan masa lampaunya, baik yang memiliki kenangan manis maupun pahit. Semua kenangan di masa lampau, tanpa memandang baik-buruknya, akan memberikan pelajaran berharga agar lebih bijaksana dalam melangkah ke depan.
Pernyataan Soekarno tentang pentingnya sejarah juga didukung oleh teori
ilmu psikologi, yang menyatakan bahwa masa lampau tidak boleh dilupakan,
melainkan diolah dan dievaluasi dimana hasilnya berupa pemikiran bijaksana dalam mengambil keputusan pada masa kini dan masa yang akan datang.
Berbicara mengenai sejarah Indonesia, alangkah baiknya dibahas secara urut dan runtut sesuai konsep berpikir kronologis. Oleh karena itu, pembahasan akan dimulai dari mengulas kehidupan zaman sebelum mengenal tulisan.
Praaksara atau Prasejarah?
Meskipun belum mengenal tulisan, manusia praaksara sudah meninggalkan kebudayaan non tulisan. Tampak dalam lukisan seekor gajah purba diburu oleh sekelompok manusia praaksara menggunakan tombak
Selama ini kita sering mendengar masyarakat awam mengatakan kata “praaksara” dan
“prasejarah”. Kedua kata tersebut dianggap memiliki arti yang
sama, yaitu kehidupan manusia purba pada jaman behula. Pernyataan
semacam ini sebaiknya diluruskan karena kedua kata tersebut memiliki
arti yang berbeda.
Penggunaan istilah “prasejarah” untuk
menggambarkan perkembangan kehidupan sebelum mengenal tulisan dianggap
kurang tepat. Alasannya sederhana, kata "Pra" berarti sebelum, dan "sejarah" berarti peristiwa yang
terjadi di masa lampau karena adanya aktivitas manusia. Sehingga jika digabung, prasejarah memiliki arti kehidupan sebelum ada manusia (Gunawan, 2013:4). Padahal ilmu
sejarah menempatkan manusia sebagai objek utama dalam berbagai peristiwa
masa lampau yang terjadi di dunia ini.
Sementara, kata “praaksara”memiliki arti kehidupan sebelum mengenal
tulisan didasarkan pada kata “pra” yang artinya sebelum dan “aksara” bermakna tulisan. Nah kata “praaksara” lebih
tepat digunakan karena meskipun manusia purba belum mengenal
tulisan, tetapi pada kenyataannya mereka sudah memiliki kebudayaan dan peradaban.
Jadi jelas, penggunaan kata "praaksara" lebih tepat karena objek
kajiannya, yaitu manusia. Jika menggunakan kata "prasejarah" berarti belum ada manusia padahal sejarah sendiri itu membahas masa lampau
yang ada kaitannya dengan manusia.
Ilmu-Ilmu yang Membantu Sejarah dalam Mengungkap Kehidupan Sebelum
Mengenal Tulisan
Salah satu ilustrasi "fosil" makhluk hidup berupa kerangka reptil
Seperti halnya manusia, ilmu juga saling membutuhkan bantuan dari ilmu lain untuk
mengungkap suatu peristiwa. Demi mengungkap lebih jelas terkait
kehidupan masa sebelum mengenal tulisan, sejarah menggunakan tiga ilmu
bantu, yakni Arkeologi, Geologi, dan Biologi.
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari peninggalan fisik manusia pada masa
lampau seperti candi, artefak, dan monumen. Bantuan ilmu
arkeologi dalam sejarah yaitu dengan ilmu arkeologi, kita bisa mengetahui
kegunaan maupun fungsi dari benda-benda peninggalan manusia praaksara.
Coba bayangkan, jika tanpa ilmu arkeologi, kita tidak akan tahu apa
fungsi dari kapak lonjong dan kapak genggam. Kita hanya menganggap itu
sebagai batu yang tidak berguna. Tetapi, dengan adanya arkeologi, kita bisa
lebih tahu ternyata “sebuah batu” memiliki banyak manfaat dan kegunaan.
Geologi yaitu ilmu tentang batuan dan lapisan tanah
yang ada di bumi. Geologi memiliki sumbangsih terhadap sejarah terkait pengkajian
seberapa tua usia benda-benda peninggalan manusia praaksara. Sehingga kita
dapat mengetahui umur dari kebudayaan manusia praaksara.
Sedangkan Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Berkat bantuan ilmu
biologi, sejarah bisa merekonstruksi fosil-fosil manusia praaksara yang
kemudian menjadi kerangka manusia praaksara.
Arti Penting Mempelajari Masa Sebelum Mengenal Tulisan
Sekelompok manusia praaksara yang tinggal di pesisir pantai. Tampak mereka sedang melakukan kegiatan mencari makanan
Pertama, sebagai penyadar bahwa kita merupakan manusia yang
tidak lepas dari keberadaan nenek moyang. Nenek moyang kita mempertahankan
kehidupannya untuk kehidupan generasi penerusnya, yaitu manusia modern
seperti kita ini.
Kedua, sebagai inspirasi dan pengembangan nalar. Kita sebagai manusia
modern dengan berbagai teknologi canggih saat ini tidak lepas dari pengaruh manusia praaksara. Contoh, dulu, ketika api ditemukan secara tidak
sengaja oleh manusia praaksara, api digunakan untuk menghangatkan tubuh dan
membakar daging hasil buruan. Sementara pada masa modern ini api tidak
hanya digunakan untuk penghangat, tetapi juga digunakan untuk memasak dan
pengganti energi.
Ketiga, sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi kesalahan pada masa
sebelum mengenal tulisan. Kita sebagai manusia paling modern, paling cerdas, dan dibekali volume otak yang besar seharusnya bisa berpikir lebih bijak
sebelum bertindak. Sebaiknya kita memikirkan dampak ke depan jika kita akan
melakukan sesuatu.
Sumber:
Gunawan, Restu.2013.Sejarah Indonesia SMA/MA/SML/MAK Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.
Oleh:
Baihaqi Aditya, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar