Setelah perang revolusi kemerdekaan Amerika, kondisi kerajaan Inggris semakin mengkhawatirkan. Berbagai masalah sosial seperti pengangguran,
kemiskinan, dan kriminalitas merajalela. Hal ini membuat
pemerintah kerajaan Inggris kalang kabut. Mereka berpikir keras bagaimana
agar masalah-masalah sosial di negeri Elizabeth bisa segera teratasi tanpa terus menerus membebani keuangan Negara.
Singa dan Kangguru saja bisa akur..masa kamu dan dia berantem terus???
Emblem dari wilayah New South Wales, terdapat perpaduan Inggris dan Australia jika dilihat dari simbol satwanya
Maka dipilihlah suatu daratan nan jauh
disana, jauh dari daratan Eropa dan jauh dari peradaban modern. Daratan itu
adalah Australia, tanah suku Aborigin yang tiba-tiba akan
diinvasi para residivis dari negeri Tiga Singa.
Pada abad ke-17, Inggris berada pada masa kelabu dan kegalauan yang
luar biasa. Permasalahan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan membuat
sebagian rakyat Inggris menjadi bejat dan nekat. Mereka, orang-orang
yang menganggur dan miskin rela melakukan perbuatan kriminal demi
menyambung hidup. Akibat dari masalah-masalah sosial itulah, hampir di
setiap kota maupun desa terdapat sarang-sarang pencuri.
Potret gelap Inggris pada abad ke-17. Tampak para gelandangan-gelandangan bule memenuhi jalanan
Para pencuri dan pelaku kejahatan menjadi momok tersendiri bagi pemerintah
Inggris. Oleh karena itu, pengadilan Inggris sering memberikan hukuman
berat bagi kejahatan ringan. Misalkan seseorang ketahuan mencuri kelinci
tetangganya, pengadilan akan menjatuhkan hukuman “pengasingan” bagi orang
tersebut. Pemerintah berharap dengan adanya pemberian hukuman berat bagi
kejahatan ringan akan menekan angka kriminalitas. Tetapi di lain sisi,
penjara di Inggris semakin penuh sesak dari hari ke hari. Gak kebayang kan jika hukum pengadilan Inggris saat itu diterapkan
di Indonesia saat ini. Misal, seseorang ketahuan mengambil buah mangga milik tetangganya, lalu pengadilan menjatuhkan hukuman pembuangan ke Taman Safari,
di lingkungan singa dan harimau pula. Bisa nangis darah si pencuri.
Sebenarnya sebelum tahun 1717 sampai meletus perang kemerdekaan Amerika pada akhir abad ke-18, para tahanan Inggris yang mendapatkan hukuman buang selalu ditempatkan di daerah koloni-koloni Inggris di Amerika Utara. Wilayah Virginia dan Maryland merupakan tempat favorit pembuangan narapidana Inggris di Amerika, jumlahnya mencapai 50.000 orang (Crowley, 1974). Akan tetapi setelah Amerika Serikat mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Inggris dan ndelalah ditemukan pula benua Australia, maka pemindahan narapidan ke wilayah negeri paman Sam dihentikan.
Sebenarnya sebelum tahun 1717 sampai meletus perang kemerdekaan Amerika pada akhir abad ke-18, para tahanan Inggris yang mendapatkan hukuman buang selalu ditempatkan di daerah koloni-koloni Inggris di Amerika Utara. Wilayah Virginia dan Maryland merupakan tempat favorit pembuangan narapidana Inggris di Amerika, jumlahnya mencapai 50.000 orang (Crowley, 1974). Akan tetapi setelah Amerika Serikat mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Inggris dan ndelalah ditemukan pula benua Australia, maka pemindahan narapidan ke wilayah negeri paman Sam dihentikan.
Revolusi industri yang terjadi di Inggris juga menambah runyam masalah
pengangguran dan kriminalitas disana. Pergantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin menjadi salah satu penyebab utama. Akibatnya muncul gelandangan-gelandangan bule yang luntang-luntung gak jelas
berkeliaran di jalanan kota-kota besar seperti London, Birmingham, dan
Manchester.
Para American loyalist tertunduk lesu setelah kalah dan terusir dari daratan Amerika karena mereka setia kepada Kerajaan Inggris. Tampak mereka sedang siap otewe kembali pulang kampung ke Inggris
Ini lho gambaran umum tentara American loyalist. Kesetiaan mereka kepada negara Induk patut diapresiasi meskipun pada akhirnya mengalami kekalahan melawan saudara mereka sendiri yang lebih memilih merdeka menjadi negara Amerika Serikat
Ditambah lagi setelah Amerika Serikat berhasil memproklamirkan kemerdekaannya dari
Inggris, semakin beratlah tugas pemerintah Inggris. Apalagi dengan adanya
American loyalist, yaitu orang-orang British yang tinggal di wilayah Uncle Sam tetapi mereka menentang kemerdekaan Amerika Serikat dan bersumpah setia kepada kerajaan Inggris. Kesetiaan mereka kepada kerajaan
Inggris justru membawa beban bagi pemerintah kerajaan karena para American loyalist ini menuntut pemerintah menyediakan lapangan
kerja karena mereka sudah berjuang melawan saduara-saudaranya demi martabat Raja George III yang saat itu memerintah
Negeri Tiga Singa.
Joseph Banks, ilmuwan yang menggilai dunia tumbuh-tumbuhan. Untung Banks memberikan usul terkait pembukaan koloni di Australia, coba kalau tidak, bisa kemut-kemut pemerintah kerajaan Inggris
Kompleksnya masalah yang dihadapi oleh Inggris saat itu, membuat dua ahli
yang pernah ikut dalam pelayaran James Cook memberikan masukannya. Pertama
adalah Joseph Banks. Ia berpendapat sebaiknya pemerintah kerajaan
menjadikan kawasan New South Wales sebagai tempat pengasingan bagi para
narapidana. Alasan Banks memilih New South Wales sebagai daerah pembuangan
narapidana adalah jarak New South Wales (Australia) yang sangat jauh dari
Inggris sehingga tidak mungkin para tahanan akan melarikan diri ( Blainey,
1968). Banks juga memberi argumen kuat bahwa tanah di New South Wales
sangat subur sehingga para tahanan nantinya mampu bertahan hidup sendiri
tanpa menggantungkan bantuan dari Negara induknya.
Lukisan abad ke-19 yang memperlihatkan rombongan pertama narapidana memasuki New South Wales atau Botany Bay
Pendapat kedua datang dari James Maria Matra. Melalui sebuah surat yang dikirimkannya pada tahun
1783, Matra beranggapan bahwa untuk membantu para American Loyalist karena
mereka telah membela Inggris dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, harus disediakan
tempat yang cocok. Tempat yang dimaksud Matra tentu saja New South Wales. Daerah tersebut dipilih karena masih tanah kosong, berpotensi untuk
dibangun suatu peradaban, dan dapat mengurangi beban negeri Inggris sendiri.
Kedua usulan dari dua orang yang berjasa dalam pelayaran Cook itu pada akhirya Raja George III sendiri merestui usulan
tersebut pada 22 Januari 1787. Mulailah perjalanan pertama para residivis itu. Lebih dari 70% isinya adalah narapidana yang diperintahkan membangun koloni di New South
Wales. Selain bertujuan mengasingkan para pelanggar hukum dan
memberi tempat baru bagi American Loyalist, Raja George III juga
memerintahkan agar dibuka tempat pangkalan bagi
kapal-kapal Inggris yang melintasi Samudera Pasifik dan Samudera Hindia
(Bereson dan Rosenblat, 1979).
Perintah membuka tempat pangkalan bagi kapal-kapal Inggris dikenal dengan “Naval supplies theory”. Tujuan membuka tempat untuk kapal-kapal Inggris agar memudahkan hubungan dagang dengan Tiongkok sekaligus menghindari konflik dengan Belanda yang sudah menguasai hampir seluruh Hindia-Belanda (Indonesia).
Perintah membuka tempat pangkalan bagi kapal-kapal Inggris dikenal dengan “Naval supplies theory”. Tujuan membuka tempat untuk kapal-kapal Inggris agar memudahkan hubungan dagang dengan Tiongkok sekaligus menghindari konflik dengan Belanda yang sudah menguasai hampir seluruh Hindia-Belanda (Indonesia).
Teori “Naval Supplies” di New South Wales didorong pada kenyataan bahwa di
sekitar Botany Bay tumbuh pohon-pohon besar yang cocok digunakan untuk
membuat kapal. Terdapat pula rami sebagai bahan baku pembuatan layar
tali-tali kapal (Siboro, 1989:32). Merunut pada pernyataan Siboro, maka
dapat dimungkinkan bahwa Inggris ingin memperkuat kekuasaannya di wilayah
Samudera Pasifik demi melancarkan kegiatan
perdagangan dan ekspansi militernya.
Lukisan Pepohonan yang tumbuh di Botany Bay atau New South Wales. Diyakini kayu-kayunya bisa membuat kapal. Kira-kira kayunya dibuat bayar hutang juga bisa gak ya???
New South Wales, yang sekarang menjadi wilayah paling maju dan makmur di
Australia, kisahmu akan segera diulas dalam postingan-postingan berikutnya…
Sumber:
1. Bereson, I. and Rosenblat, S. 1979. Inquiry Australia Reviewing Australian History Through Maps, Charts, and Commentary. Richmond: Heinemann Educational Australia Pty.
2. Blainey, Geoffrey. 1968. The Tyranny of Distance How Distance Shaped Australia's History. Melbourne: The Macmillan Company of Australia Pty.
3. Crowley, Francis Keble. 1974. A New History of Australia. Melbourne: William Heinemann Australia Pty Ltd.
4. Siboro, Julius. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Baihaqi Aditya, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar